Melalui jaringan backlink yang kami miliki merupakan penyedia jasa backlink menerima berbagai backlink Indonesia dengan layanan jasa backlink murah yang kami kelola secara manual dan profesional. Kami menawarkan jasa backlink terbaik. Bagaimana cara membeli backlink dari kami?. Silahkan 👉 Hubungi Kami! harga sangat terjangkau!

Content Placement

Berikut adalah daftar 50 situs Jaringan Backlink kami!
01. Backlink Indonesia 26. Iklan Maluku Utara
02. Backlink Termurah 27. Iklan Nusa Tenggara Barat
03. Cara Membeli Backlink 28. Iklan Nusa Tenggara Timur
04. Iklan Aceh 29. Iklan Online Indonesia
05. Iklan Bali 30. Iklan Papua
06. Iklan Bangka Belitung 31. Iklan Papua Barat
07. Iklan Banten 32. Iklan Riau
08. Iklan Bengkulu 33. Iklan Semesta
09. Iklan Dunia 34. Iklan Sulawesi Barat
10. Iklan Gorontalo 35. Iklan Sulawesi Selatan
11. Iklan Internet 36. Iklan Sulawesi Tengah
12. Iklan Jakarta 37. Iklan Sulawesi Tenggara
13. Iklan Jambi 38. Iklan Sulawesi Utara
14. Iklan Jawa Barat 39. Iklan Sumatra Barat
15. Iklan Jawa Tengah 40. Iklan Sumatra Selatan
16. Iklan Jawa Timur 41. Iklan Sumatra Utara
17. Iklan Kalimantan Barat 42. Iklan Terbaru
18. Iklan Kalimantan Selatan 43. Iklan Yogyakarta
19. Iklan Kalimantan Tengah 44. Jaringan Backlink
20. Iklan Kalimantan Timur 45. Jasa Backlink
21. Iklan Kalimantan Utara 46. Jasa Backlink Murah
22. Iklan Kepulauan Riau 47. Jasa Backlink Terbaik
23. Iklan Lampung 48. Jasa Backlink Termurah
24. Iklan Link 49. Media Backlink
25. Iklan Maluku 50. Raja Backlink

Kami jaringan backlink sebagai media backlink bisa juga menerima content placement yakni jasa backlink termurah kami di dalam artikel. Pesan segera jasa backlink termurah ini. Karena kami adalah raja backlink yang sebenarnya!

Peluang Agen Iklan Online

Benarkah gerhana Matahari Dapat Membutakan Mata ?

Info informasi Benarkah gerhana Matahari Dapat Membutakan Mata ? atau artikel tentang Benarkah gerhana Matahari Dapat Membutakan Mata ? ini semoga dapat bermanfaat, dan menambah wawasan. Selamat Membaca! Jangan lupa dishare juga! Jika merasa artikel ini bermanfaat juga untuk orang lain.
Di Indonesia, kita sesekali mendapat kesempatan untuk menyaksikan pemandangan langka berupa gerhana matahari baik total maupun sebagian. Meskipun begitu, kita tidak dapat serta merta melihat proses terjadinya gerhana matahari ini begitu saja. Karena, dikatakan bahwa menyaksikan gerhana matahari secara langsung dengan mata telanjang dapat menyebabkan kebutaan. Namun benarkah pernyataan ini? Bertentangan dengan apa yang dipercayai banyak orang, melihat gerhana secara langsung tidak benar-benar dapat membuat mata kita buta. Menyaksikan gerhana matahari secara langsung dengan mata telanjang paling buruk akan mengakibatkan keadaan yang disebut dengan "retinopati surya".

Gerhana Matahari Membutakan Mata

Keadaan ini terjadi ketika cahaya terang dari matahari membanjiri retina yang terletak di bagian belakang bola mata kita. Retina adalah tempat bagi sel-sel penginderaan cahaya yang membuat kita dapat melihat suatu objek. Ketika mereka mendapati rangsangan cahaya, mereka akan melepaskan suatu bahan kimia yang digunakan untuk mengirimkan informasi ke otak. Sayangnya bahan kimia juga dapat merusak retina jika dikeluarkan dalam jumlah terlalu banyak. Ketika retina mengalami terlalu banyak rangsangan oleh sinar matahari, mereka akan melepaskan bahan kimia ini dengan jumlah yang berlebih pula, sehingga dapat mencapai kadar yang bisa merusak retina. Kerusakan retina sering tidak dibarengi dengan rasa sakit, sehingga seseorang tidak akan menyadari bahwa retina mereka telah rusak.

Retinopati surya juga dapat disebabkan oleh menatap matahari dengan mata telanjang, meskipun ada beberapa orang yang dapat melihat langsung pada matahari untuk waktu yang lama tanpa rasa sakit. Banyak kasus dimana pengguna narkotika menatap matahari untuk jangka waktu yang lama, dan menyebabkan kerusakan serius pada retinanya. Para penganut sekte keagamaan pemuja matahari juga turut menjadi korban. Pada tahun 1988, misalnya, dokter mata Italia merawat 66 orang yang mengalami retinopati surya setelah ritual menatap matahari.

Para pengamat astronomi awal juga mengetahui tentang retinopati surya ini melalui pengalaman yang mereka dapatkan. Thomas Harriot, orang yang mengamati bintik matahari pada tahun 1610, pernah menulis bahwa pada tahun 1612 setelah melihat matahari, penglihatannya terlihat remang-remang selama satu jam. Lalu ada astronom Oxford, John Greaves, yang pernah mengatakan bahwa setelah mengamati matahari, dia melihat yang tampak seperti sekawanan gagak dalam penglihatannya. Dan dalam kasus yang paling terkenal, Isaac Newton yang mencoba melihat matahari di cermin, mengalami kebutaan sementara selama tiga hari dan mengalami penglihatan yang berbayang selama berbulan-bulan.

Tetapi, selama gerhana matahari, akan ada lebih banyak orang yang beresiko mengalami gangguan retinopati surya. Selain karena banyaknya orang yang penasaran ingin melihat proses terjadinya gerhana matahari, karena matahari tertutup sebagian, matahari menjadi tidak terlalu menyilaukan untuk ditatap, dan refleks pelindung mata seperti berkedip dan kontraksi pupil menjadi jauh lebih sedikit dibanding dengan hari normal. Sehingga mata pun akan sangat rentan terkena gangguan ini.

Dalam sebuah penelitian, yang dilakukan pada tahun 1999 setelah gerhana matahari terlihat di Eropa, 45 pasien menderita retinopati surya yang dirawat di sebuah klinik mata di Leicester di Inggris setelah melihat gerhana. 40 dari mereka telah dikonfirmasi memiliki semacam kerusakan atau gejala retinopati, sementara 5 dari mereka memiliki perubahan yang jelas terlihat di retina mereka. 20 pasien melaporkan nyeri pada mata, sementara 20 yang lain melaporkan masalah dengan penglihatan mereka. Dari kelompok terakhir, 12 orang melaporkan bahwa penglihatan mereka sudah kembali normal tujuh bulan kemudian, tetapi 4 dari mereka tetap mengalami gangguan penglihatan.

Penelitian juga menunjukkan bahwa walaupun banyak kerusakan yang dapat disembuhkan atau sembuh dengan sendirinya, beberapa mungkin akan bersifat permanen. Sebuah penelitian dilakukan pada tahun 1995 dan diikuti oleh 58 pasien yang menderita kerusakan mata setelah melihat gerhana pada tahun 1976 di Turki. Para peneliti melaporkan bahwa penyembuhan terjadi selama bulan pertama setelah gerhana, tetapi setelah 18 bulan, kerusakan apa pun yang masih tersisa menjadi permanen hingga 15 tahun kemudian.

Cara Menyaksikan Gerhana Matahari Secara Aman

Jadi, mungkin kita tidak benar-benar dapat mengalami kebutaan dengan melihat gerhana. Namun, seperti yang telah dijelaskan di atas, menyaksikan gerhana tanpa perlindungan yang tepat bisa meninggalkan kerusakan permanen pada penglihatan anda. Satu-satunya cara yang aman untuk melihat gerhana, menurut NASA, adalah dengan menggunakan filter matahari yang dirancang khusus, yang banyak tersedia di toko-toko teleskop, atau memakai kacamata tukang las no. 14, yang tersedia di toko-toko khusus pengelasan.

Jika kita tidak bisa mendapatkan semua peralatan di atas, kita masih dapat melakukan pengamatan gerhana matahari dengan aman menggunakan efek "Pinhole", yaitu dengan membuat sebuah lubang kecil di atas sepotong karton atau kertas kemudian kita dapat melihat gerhana melalui lubang tersebut. Atau juga dapat digunakan metode melihat gerhana secara tidak langsung dengan cara memproyeksikan bayangan matahari di tanah atau di layar.
 


Demikian artikel tentang Benarkah gerhana Matahari Dapat Membutakan Mata ? ini dapat kami sampaikan, semoga artikel atau info tentang Benarkah gerhana Matahari Dapat Membutakan Mata ? ini, dapat bermanfaat. Jangan lupa dibagikan juga ya! Terima kasih banyak atas kunjungan nya.